Minggu, 01 Desember 2013

Perilaku Konsumen Bab. 10

Bab 10. Pengaruh Klas sosial dan status

    1). Jenjang sosial
       
            Jenjang sosial merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di kota maupun di desa. Hal ini di karenakan setiap manusia memiliki keinginan untuk dihargai maupun di hormati lebih dari manusia manapun, sehingga akan terbentuk jenjang sosial yang akan mengakibtkan adanya pembedaan sosial di dalam masyarakat.

    2). Pengertian jenjang sosial

            Jenjang sosial adalah kondisi dimana seseorang berada pada posisi yang mencerminkan status sosialnya di masyarakat yang memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan kelas sosial di masyarakat yang sedang di raihnya. Sehingga jenjang sosial akan senantiasa berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan nya dalam merubah kelas sosialnya.
            Contoh :Seorang anak yang kurang mampu dari desa setelah lulus sekolah kemudian ia bekerja di jakarta, di jakarta ia sukses sehingga ia telah meningkatkan kelas sosialnya setelah kembali kekampung halamannya.

    3). Faktor penentu klas sosial

             Kelas sosial bukan hanya ditentukan oleh pendapatan seorang individu namun juga dapat dibedakan dalam berbagai hal, antara lain :
    1.      Pekerjaan
        Sebagai contoh, didaerah dieropa mengklasifikasikan strata social berdasarkan pekerjaan kepala keluarga, kelas menegah atas diisi oleh individu yang mempunyai pekerjaan sebagi dokter, akuntan, direktur, atau konsultan. Kelas menengah diisi oleh manager tingkat menengah, dosen, dan suster. Kelas menengah bawah diisi oleh manager junior, pengawas, dan karyawan kantor. Kelas pekerja terampil diisi oleh mandor, petani, dan tukang. Kelas pekerja diisi oleh buruh dan pelayan. Sedangkan kelas bawah terdapat buruh penghasilan rendah dan pengsiunan.
    2.      Prestasi Pribadi
        Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain didalam suatu pekerjaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang berhasil mendapatkan nilai tinggi akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari pada mahasiswa lain yang memiliki nilai rendah.
    3.      Interaksi
        Orang merasa paling senang jika mereka berada bersama orang dengan nilai dan prilaku yang sama, sosiolog yang menekankan analisis interaksi social kadang disebut kelompok “Siapa mengundang siapa, untuk makan malam” didalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interkasi dianggap sebagai kelompok determinant utama dari kelas social.
    4.      Kepemilikan
                    Pemilihan adalah simbol pemilihan kelas bukan hanya dari jumlah kepemilikan tapi juga dari sifat yang dibuat. Seorang dengan strata sosial yang tinggi akan memiliki berbagai macam barang yang bernilai tinggi pula, baik dari segi estetika maupun materinya. Sedangnkan orang yang strata sosial rendah kepemilikan barangnya bernilai lebih rendah dari orang yang lebih kaya.
    5.      Orientasi Nilai
        Nilai menunjukan kelas sosial dimana seseorang termasuk didalamnya. Ketika sekelompok orang berbagi seperangkat kepentingan bersama yang abstrak untuk mengorganisasi dan menghubungakan banyak sifat spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan kelompok dengan tingkat dimana ia memiliki nilai ini.
    6.      Kesadaran Kelas
        Kelas sosial seseorang ditunjukan hingga jangkauan tertentu. Dengan seberapa sadar orang bersangkutan akan kelas sosialnya didalam satu masyarakat, biasaya orang yang sadar akan kelasnya, yaitu; orang yang berasal dari kelas yang tinggi meskipun orang yang berasala dari golongan rendah lebih sadar akan realitas kelas sosial dirinya.

4). Pengukuran klas sosial

    Banyak metode sudah dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan kelas social. Untuk para peneliti konsumen, tujuannya biasanya adalah menghubungkan variable terkait (dependent variable) seperti pemakaian produk, preferensi merek, sikap, citra dan pelanggan took, dengan variable bebas (independent variable) dari kelas social. Dengan penilitian seperti ini, barangkali mungkin untuk mendifinisikan pangsa pasar kelas social dan mengerti pola konsumsi serta pembelian dari pangsa itu.
    Metode penelitian kelas social terdiri dari dua jenis, yaitu:
   
    1.      Metode teoritis dan keabsahan
    Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain.
    Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal. Penelitian toeritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarnag menghubungkan kelas social dengan konsumsi.

    2.      Metode penelitian pemasaran
    Para peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilik barang,  dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
    Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua alasan:
    a.       Responden cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
    b.      Responden menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya membesar-besarkan ukuran kelas menengah.

5). Apakah klas sosial berubah ?

    Apakah kelas sosial sama meratanya seperti pernah dialami sebelumnya? Barangkali kelas sosial lenyap diantara orang dari kelas perkerja dan kelas menengah. Teori ini kadang disebut embourgeosiment of society atau teori masifikasi.
    Suatu tinjauan luas terhadap factor-faktor seperti kekuasaan, pendapatan, kakayaan, status dan partisipasi didalam proses politik ileh kriesberg disimpulkan:
    Kekayaan pribadi barangkali menjadi didistribusikan secara sama dalam belas tahun terakhir, tetapi kekayaan dalam bentuk saham perusahaan; konsentrasi dalam pemilikan sarana produksi meningkat seperti direfleksikan didalam penyusutan wirausaha
    Studi Duncan di University of Michigan menunjukan mobilitas ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan yang umumnya dianggap bener pada masa lalu. Studi itu didasarkan pada analisis  gerakan diantara quintile pendapatan dan memperlihatkan bahwa diantara  tahun 1971 dan 1978 hanya sekitar setangah dari mereka yang mulai dengan quintile pendapatan terendah berakhir diatas sana  sebaliknya dari individu-individu didalam keluarga dengan quintile tertinggi, kurang dari setengah tetap berada disana. Jadi, “dari kaya menjadi miskin” hamper sama lazimnya dengan “dari miskin menjadi kaya” di Amerika Serikat.

6). Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan klas sosial

     ·         Penentuan pangsa pasar
        Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah penentuan pangsa pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogeny dan membuat tawaran uang kuat secara khusus untuk mereka.
        Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.      Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk
2.      Perbandingan variable kelas sosial untuk pemangsaan dengan variable lain (pendapatan, siklus hidup, dsb.)
3.      Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi didalam target pasar.
4.      Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan efektifitas bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
    ·         Pengenalan kebutuhan dan kriteria evaluasi
        Sebagai seorang pamasar, sebelum melakukan proses promosi harus menyiapkan berbagai macam persiapan, didalam kasus ini persiapan yang harus kita lakukan adalah menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa pasar kelas sosial dengan melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar kelas sosial.
    ·         Proses pencarian
        Perbedaan kelas sosial membedakan pula pola informasi tentang suatu produk yang didapat oleh masing-masing individu, kelas bawah yang berada didaerah lebih terpencil akan susah mendapatkan informasi tentang suatu barang yang beredar dipasaran sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.

Sumber : http://alfathoriq.blogspot.com/2012/10/perilaku-konsumen.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar